Jogjakarta, liputanHK DaminSada – Di tengah hamparan sawah dan hutan di perbukitan Prambanan, Jogjakarta , terdapat sebuah candi yang telah menjadi saksi bisu kejayaan peradaban Jawa kuno. Candi Prambanan, yang terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, bukan hanya sekadar bangunan tua, ia adalah bukti nyata dari keindahan dan kebijaksanaan arsitektur Jawa.
Candi Hindu terbesar di Indonesia, kembali memikat perhatian pengunjung dengan keindahannya yang menawan, Prambanan menawarkan pemandangan magis yang sulit diungkapkan dengan kata-kata, khususnya saat awan cerah mengelilingi candi-candi yang megah.
Dibangun pada masa Kerajaan Mataram Kuno, Candi Prambanan awalnya merupakan kompleks candi yang terdiri dari tiga bagian utama, Candi Siwa, Candi Brahma, dan Candi Wisnu. Ketiga candi ini saling berhubungan melalui jalan setapak dan terasering yang menggambarkan konsep Trimurti. Selain itu, terdapat juga beberapa candi tambahan yang masing-masing memiliki fungsi dan makna tersendiri.
Saat cuaca cerah adalah waktu yang tepat untuk berkunjung ke Candi ini, keindahan Prambanan tidak hanya menarik perhatian, namun juga terdapat cerita-cerita mitologi Hindu yang terpahat indah di dinding candi, menambah pesona tempat tersebut. Kisah-kisah ini menggambarkan sejumlah adegan yang terdapat dalam epos Ramayana dan Mahabharata.
Di hari libur lebaran, Prambanan menjadi tujuan wisata yang diminati banyak wisatawan, dengan keindahan dan daya tarik Prambanan yang mempesona, Prambanan dengan gagahnya, memamerkan kecantikan dan kekuatan yang tidak tergoyahkan.
Setiap sudut Prambanan menyimpan keindahan yang membuat para wisatawan terpesona. Cuaca cerah menjadi background indah untuk melihat candi-candi yang tampak menjadi semakin indah. menambah keajaiban di hari yang tak terlupakan. Keindahan ini juga menarik perhatian para Jurnalis dan fotografer yang datang untuk menangkap momen langka ini.
Danu Ubaidillah, salah satu Jurnalis Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Propinsi Jawa Barat, Bekasi Raya, berkesempatan mengunjungi Candi Prambanan, (6/4/2025). Ia mengungkapkan, pada momentum hari libur lebaran tahun ini adalah kali pertama berkunjung ke Candi Hindu terbesar Indonesia yang ada di jogjakarta ini.
“Ini kali pertama saya berkunjung ke Prambanan, Candi Prambanan masih memegang teguh tradisi dan kepercayaan yang berkaitan dengan candi ini. ketenangan lingkungan sekitar wajib kita jaga sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur,” tutur Danu.
Bukan hanya wisatawan domestik, namun banyak juga wisatawan mancanegara yang tertarik untuk mengunjungi Candi Prambanan. Bagi Danu, melihat Prambanan, memberikan sensasi yang unik dan pengalaman baru yang tidak dapat ditemukan di tempat lain. Keindahan Prambanan yang tidak luntur oleh waktu ini mampu mengundang rasa kagum.
Selain keindahan alam dan budaya, Prambanan juga memiliki nilai sejarah yang sangat penting. Candi ini dibangun pada abad ke-9, namun setelah runtuhnya kerajaan Mataram Kuno, Prambanan sempat terlupakan dan terkubur di bawah tanah selama berabad-abad. Berkat upaya konservasi yang dilakukan, Prambanan kini kembali berdiri megah, menjadi saksi bisu kejayaan masa lalu.
“Kunjungan saya ke Prambanan bukan hanya soal melihat candi-candi besar yang berdiri kokoh. Lebih dari itu, ini adalah perjalanan untuk menghayati makna yang terkandung dalam setiap batu yang disusun dengan teliti. Setiap elemen di Prambanan membawa pesan mendalam tentang kebesaran dan keabadian budaya Hindu di Indonesia.” Tutup Danu.
Penulis: Danu Ubaidillah